Setelah melewati gelaran Festival
Film Purbalingga (FFP) 2014 selama sebulan dengan program unggulan Layar
Tanjleb, puncak FFP 2014 akan digelar pada Sabtu malam, 31 Mei 2014 pukul 19.30
di Aula Hotel Kencana Purbalingga.
Pada malam puncak nanti
akan dilakukan penganugerahan Film Terbaik Fiksi SMA, Film Terbaik Dokumenter
SMA, Film Terbaik Fiksi SMA, Film Favorit Penonton Fiksi SMA, Film Favorit
Penonton Dokumenter SMA, serta Penghargaan Lintang Kemukus.
Manager FFP Nanki Nirmanto
mengatakan, kompetisi film pelajar se-Banyumas Raya masih menjadi program
unggulan. “Karena dari karya-karya film pelajar itulah salah satu kekuatan FFP
sekaligus mengukur bagaimana kualitas dan kuantitas film pelajar Banyumas
Raya,” ujarnya.
Sementara program di hari
Jumat, 30 Mei 2014, pada pukul 10.00 ada pemutaran Program Satir, pemutaran
film dokumenter “Layu Sebelum Berkembang” sutradara Ariani Djalal di jam 14.00,
program Kompetisi Dokumenter SMA jam 16.00, Kompetisi Fiksi SMP jam 19.30,
serta Kompetisi Fiksi SMA di jam 21.00.
Usai pemutaran dokumenter
“Layu Sebelum Berkembang”, penonton berkesempatan berbincang dengan sutradara
yang sengaja datang dari Yogyakarta. Film dokumenter panjang ini memotret kehidupan
dua keluarga di Yogyakarta, pada masa-masa yang menentukan dalam kehidupan
pendidikan anak gadis mereka.
Sementara itu, sistem
pendidikan umum di Indonesia tengah mengalami perubahan karena ditekan oleh
partai-partai politik islami. Institusi yang semula sekuler kini condong
membentuk berjuta-juta anak mengalami masa muda yang submisif dengan cara
memasukkan lebih banyak lagi kegiatan keagamaan dalam kehidupan sekolah mereka.
Pada program kompetisi
film pelajar, aula hotel yang disulap menjadi bioskop selalu penuh dikunjungi
penonton khususnya pelajar untuk member dukungan pada film-film yang dibuat
oleh teman-temannya.
Menurut salah satu
pengunjung festival Maghdalena, anak muda Purbalingga belum terbiasa dengan
tontonan seni yang berkualitas. “Padahal kalau mau mengikuti festival film,
padahal sangat menarik apalagi diadakan setahun sekali,” ujar siswi SMA 2
Purbalingga ini.
Sebelum memasuki puncak
festival, Sabtu, 31 Mei 2014, masih ada pemutaran program film anak pada jam
10.00 dilanjutkan pemutaran dan diskusi dokumenter “Banjaran Menolak Sampah!”
pada jam 14.00.