Layar Tanjleb
FFP 2013 Desa Panusupan,
Rembang, Purbalingga
Sudah sejak
sore hari, Purbalingga dan sekitarnya secara keseluruhan mati listrik. Keadaan
pun gelap gulita. Namun tak menyurutkan niat warga Desa Panusupan
berbondong-bondong mendatangi pelataran balai desa, karena disanalah ada titik
terang.
Titik terang
itu berupa sinar proyektor yang disorotkan pada bentangan kain putih. Sebuah
gelaran Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2013 diadakan di Desa
Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Senin, 13 Mei 2013.
Kepala Desa
Panusupan Imam Yulianto merasa bahagia kedatangan pengelola FFP yang menggelar
Layar Tanjleb. “Kita tidak hanya diberi tontonan, tapi juga tuntunan lewat pemutaran
film. Semoga tahun depan, kru pemutar film bisa mampir ke desa kita lagi,” ujar
kepala desa yang masih muda ini.
Malam itu diputar
tujuh film, yaitu “Meniti Hutan Panyatan” karya pelajar SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga,
“Hanacaraka” karya pelajar SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol Purbalingga, “Lawuh
Boled” karya pelajar SMK Negeri 1 Rembang Purbalingga, “Penghulu” karya F2PB Bandung,
“Palak” karya Sinematografi Unair Surabaya, “Pesona Desa di Ranah Lawet” sebuah
profil desa karya warga Desa Panusupan, dan satu film klasik Indonesia “Lewat
Djam Malam” karya Usmar Ismail.
Menurut salah
satu penonton Sumarni (60), selama ini hiburan warga desa ya televisi. “Tapi
sering bosan, acaranya itu-itu saja. Kebetulan lagi mati lampu, jadi orang
serumah ke balai desa semua,” ujarnya.
Manajer FFP Nanki
Nirmanto mengatakan Desa Panusupan merupakan salah satu desa di Purbalingga yang
berpotensi wisata. “Film bisa menjadi media penyampai. Namun terpenting, kesadaran
dan kemauan masyarakatnya dengan tidak menunggu bantuan dari Pemerintah,”
jelasnya.
Layar Tanjleb
FFP 2013 di Desa Panusupan merupakan putaran ke-13 dari 18 titik pemutaran. Festival
Film Purbalingga yang memasuki tahun ketujuh ini digelar dari 27 April-25 Mei
2013. Pemutaran selanjutnya akan digelar Selasa, 14 Mei 2013 di Desa Campakoah,
Kecamatan Mrebet, Purbalingga.