Hampir setiap
adegan saat diputar film dokumenter “Penderes dan Pengidep” produksi Papringan
Pictures SMA Kutasari Purbalingga direspon penonton dengan cara tertawa. Sama
seperti mereka merespon tontonan sinetron televisi. Bedanya, warga menertawakan
diri sendiri, menertawakan hidup yang getir.
Film berdurasi 15 menit ini berkisah
tentang kesibukan ibu rumah tangga bernama Suwini dengan tiga anak yang masih
menyempatkan ngidep (membuat bulu
mata). Sementara Suwitno, suaminya, sehari dua kali, pagi dan sore, harus
naik-turun 21 pohon kelapa yang disewa untuk mengambil air nira. Harga gula
jawa tak semanis rasa gulanya.
Dokumenter yang
dekat dengan masyarakat Purbalingga ini menjadi salah satu film yang diputar di
setiap titik Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2014. Termasuk di
Dusun Mudal, Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Minggu malam, 18
Mei 2014.
Di desa yang
termasuk salah satu jalur menuju pendakian Gunung Slamet itu bekerjasama dengan
pengelola Taman Bacaan Masyarakat Al-Mukhlisun Desa Sangkanayu. Menurut salah
satu pengelola, Fadlun
Edy Susilo yang juga jadi koordinator paniti lokal, film seperti juga buku
merupakan sumber informasi yang mendidik. “Kami menginginkan anak-anak dan
masyarakat di Desa Sangkanayu bisa belajar lewat film dan buku. Karena itu,
kami hadirkan layar tanjleb FFP di desa ini,” ungkapnya.
Selain film
“Penderes dan Pengidep”, film yang diputar di layar tanjleb FFP gagasan Cinema
Lovers Community (CLC) Purbalingga itu memutar film-film pelajar Banyumas Raya seperti,
“Angguk” karya pelajar SMA Bukateja Purbalingga, “Bakul Dawet” karya pelajar MTs
Ma’arif Mandiraja Banjarnegara.
Sementara film di
luar Banyumas Raya adalah “Boncengan” dan “Gazebo” karya Senoaji Julius dari Sanggar
Cantrik Yogyakarta dan film layar lebar “Sang Penari” sutradara Ifa Isfansyah
produksi Salto Films Jakarta.
Salah satu
pegiat FFP Cahyo Prihantoro mengatakan, menyuguhkan tontonan pada warga desa yang
tidak mudah mereka dapatkan di layar kaca merupakan kepuasan tersendiri. “Puas
karena dapat menjembatani karya-karya teman-teman komunitas pada masyarakat
penontonnya,” ujarnya.
Malam itu,
Sangkanayu adalah titik desa layar tanjleb yang ke-12 dari rencana 18 titik se-Banyumas
Raya. Malam berikutnya, rombongan laskar layar tanjleb FFP akan hijrah ke Desa
Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, pada Senin, 19 Mei 2014.