Di sebuah pelataran pondok
pesantren, layar putih yang terpasang di kerangka besi ditancapkan. Pelataran
yang biasanya untuk pengajian, malam itu akan dipakai untuk menonton film.
Kamis, 22 Mei 2014,
rombongan Laskar Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2014 sudah
sampai di Dusun Kemangunan, Desa Pasunggingan, Kecamatan Pengadegan,
Purbalingga. Tepatnya di pelataran Pondok Pesantren Miftahun Najah Desa Pengadegan.
Direktur FFP Bowo Leksono
mengatakan, menonton film juga bagian dari ‘mengaji’, hanya beda medianya saja.
“Apa yang ada di film juga berbicara soal hidup manusia, bagaimana tingkah laku
kita sehari-hari. Ada baik dan ada buruk,” ujarnya saat member sambutan.
Karena lokasi pondok
pesantren tidak berbatas dengan perumahan warga, penonton yang datang pun
justru banyak dari warga sekitar. Laki-laki perempuan, tua muda, tumpah di
pelataran pondok hingga jalan desa.
Terlebih, ada salah satu
film yang diambil dari kompetisi pelajar Banyumas Raya yang diputar dan
pengambilan gambarnya di Desa Pasunggingan, yaitu film dokumenter “Angguk”
karya pelajar SMA Bukateja Purbalingga.
Angguk adalah kesenian
bernapas Islami yang sudah ada sejak zaman Belanda. Kesenian itu masih ada di
Pasunggingan. Karenanya, warga dibuat penasaran, seperti apa melihat kesenian
Angguk yang sudah dikemas menjadi film.
Menurut salah satu
penonton, Purwito, di zaman sekarang kita akan kesulitan melihat budaya atau
kesenian tradisi secara langsung. “Lewat film, bisa menjadi salah satu alat
generasi sekarang mengenal seni tradisi,” tuturnya.
Selain film “Angguk”, dua
film karya pelajar Banyumas Raya yang diputar yaitu, film pendek “Bakul Dawet”
karya pelajar MTs Ma’arif Mandirasa Banjarnegara dan film dokumenter “Penderes
dan pengidep” karya pelajar SMA Kutasari Purbalingga.
Sementara film luar
Banyumas Raya, ada “Boncengan” dan “Gazebo” yang juga disutradarai Seno Aji
Julius dan diproduksi Sanggar Cantrik Yogyakarta serta film bioskop “Sang
Penari” karya sutradara Ifa Isfansyah produksi Salto Films Jakarta.
Di Pasunggingan masuk titik
layar tanjleb yang ke-15 dari 18 rencana titik desa se-Banyumas Raya. Selanjutnya,
rombongan layar tanjleb FFP 2014 hendak mendatangi Desa Karangklesem, Kecamatan
Kutasari, Purbalingga pada Jumat malam, 23 Mei 2014.